contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Tuesday, September 7, 2010

Mie Koclok adalah salah satu makanan khas daerah Cirebon. Resepnya berbeda dengan Mie Kocok Bandung. Kekhasannya yaitu pada kuah kaldu ayamnya yang lebih kental.

Mie Koclok Cirebon terdiri dari mie basah yang disiram dengan seduhan kaldu ayam, dan adonan tepung terigu maizena, garam, merica, dan santan kental. Dilengkapi dengan irisan daun bawang, irisan kol, tauge – yang semua sayur tersebut sudah direbus hampir matang, kemudian terdapat irisan telur rebus, taburan bawang goreng, dan suwiran ayam goreng. Sebagai pelengkap terakhir yaitu sambal cabe rawit dan emping goreng lebar. Untuk cabe rawit disajikan dengan cara direbus terlebih dulu, ditiriskan, beri sedikit garam, kemudian dihaluskan. Sambal diletakan di dalam mangkuk dan diberi sedikit air kaldu agar terasa rasa pedas yang berbeda dari rasa pedasnya sambal biasa.

Di kota Cirebon pedagang Mie Koclok di antaranya dapat kita temukan di area jajanan pasar Jl. Lawanggada, di Jl Pekalipan, dan di Jl. Panjunan.

diambil dari http://cirebonguide.com/2009/06/mie-koclok/

5

Docang Cirebon

Selasa, 26 Januari 2010 | 17:37 WIB

KULINER di Kota Cirebon sangat kaya, tidak hanya empal gentong atau nasi jamblang. Ada satu makanan yang bisa dikatakan hampir “punah” ditelan kemajuan zaman dan perkembangan makanan siap saji. Masyarakat menyebutnya Docang.

Docang adalah makanan khas Cirebon, yang merupakan perpaduan lontong, daun singkong, tauge, dan krupuk putih yang diguyur dengan sayur dage atau tempe gembus yang dihancurkan. Kemudian dikombinasikan dengan parutan kelapa muda.Bila yang membuat kurang terampil, maka hanya akan menghasilkan rasa pahit.

Makanan ini mempunyai rasa khas yang gurih dan nikmat apabila disajikan dalam keadaan panas atau hangat. Sedangkan harga relatif terjangkau semua kalangan.

Biasanya docang disantap untuk mengisi perut di pagi hari. Pada umumnya masyarakat Cirebon dan sekitarnya membeli makanan tersebut sebelum berangkat kerja. Kalau kesiangan sedikit saja, bisa-bisa tidak kebagian. Rata-rata pedagang menjual Docang mulai pukul 06.00 -10.00. Menurut beberapa pedagang docang yang ditemui Warta Kota di Cirebon belum lama ini, kebanyakan mereka meneruskan usaha orangtua. Bisa dikatakan usaha turun temurun.

Seperti yang dilakukan Mang Toha (73). Pria itu sudah berjualan di Gang Rotan I, Karang Getas, Cirebon sejak tahun 1972. Dia mengaku meneruskan usaha sang ayah yang sudah berjualan sejak 1950 di tempat yang sama. Tak mengherankan jika pelanggannya saat ini sudah tiga generasi.

Menurut Mang Toha, docang itu singkatan dari kacang dibodo (dibacem), atau yang dimaksud adalah tempe bungkil. Pembuatan kuah cukup sederhana, gabungan dari kaldu, tempe bungkil dan oncom, salam, serai, jahe, ketumbar, bawang merah dan bawang putih, serta garam.

Setiap hari Mang Toha harus mengayuh sepedanya sejauh 10 kilometer dari Karang Tengah, Plered menuju Karang Getas dengan membawa dua keranjang rotan. Satu keranjang berisi kuali besar kuah docang sedangkan satu keranjang lagi berisi sayuran, lontong dan bumbu-bumbu lain.

Sesampainya di tempat, semua disiapkan. Kuah dage ditambah bumbu merah, seperti cabai yang dihaluskan. Setelah itu barulah ditambahkan bumbu penyedap. Untuk menghindari basi maka kelapa setengah tua diparut di lokasi jualan.

Sejak dahulu tempat berjualan Mang Toha tidak berubah, sama persis dengan peninggalan sang ayah. Tepat di ujung Gang Rotan I. Bagi mereka yang ingin makan di tempat, disediakan meja dan kursi kayu panjang di selasar gang.

Ibrahim (68), salah satu pelanggan setia docang Mang Toha, mengaku sudah sejak generasi pertama menggemari docang. "Dari segi bahan tidak ada perubahan, hanya rasanya yang agak berbeda. Sekarang pakai vetsin di dalam kuahnya, kalu dulu tidak," ujar Ibrahim yang ditemui usai sarapan docang.

Setiap hari, Mang Toha menggelar dagangan mulai pukul 07.30 sampai habis. Tidak tentu waktunya. Jika pembeli ramai, hanya dalam waktu dua jam dagangannya ludes. Seporsi docang Mang Toha dijual seharga Rp 5.000.

Sejarah
Di balik kelezatan makanan ini, rupanya ada sedikit sejarah pada zaman dahulu. Tepatnya pada zaman para wali. Ketika para wali ini menyebarkan agama Islam ke pelosok Jawa, muncullah Pangeran Rengganis yang mempunyai niat untuk membunuh para wali dengan docang. Dialah yang pertama kali membuat docang dan menghidangkannya ke tengah-tengah para wali yang sedang berkumpul di Masjid Sang Cipta Rasa, Keraton Kasepuhan Cirebon. Di kalangan masyarakat Cirebon terdapat tradisi menyantap docang setiap menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di Kota Cirebon pedagang docang dapat ditemui di beberapa tempat, misalnya di alun-alun Keraton Kasepuhan, di Pasar Kanoman, di Jalan Fatahillah (kantor Telkom Plered), dan bagi pengunjung dari luar Kota Cirebon dapat dengan mudah menemukannya yaitu di Jalan Tentara Pelajar tak jauh dari Grage Mall. (Dian Anditya Mutiara)

diambil dari http://www1.kompas.com/readkotatua//xml/2010/01/26/17375493/Si.Docang.yang.Nyaris.Hilang

0


Yang mo nyoba masakan Cirebon bisa coba disini :

Nasi Jamblang Mang Dull
Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 4, Gunung Sari

Nasi ini menjadi istemewa karena terbungkus daun jati dengan pilihan lauk bermacam-macam seperti sambal goring, sayur tahu, tempe goring, telur dadar, perkedel kentang, perkedel kelapa (cemplung), otak sapi goring, tahu goring, dendeng atau rending jeroan. Selain itu tersedia juga aneka macam pepes seperti usus ayam, jamur, rajungan, dan ikan asin renyah yang disebut pejelan.

Nasi Lengko H. Barno
Jl. Pagongan Telp (0231) 210064

Makanan Khas Nasi Lengko dengan tempe yang didatangkan khusus dari wanasaba kab. Cirebon, tempe dipotong 4 cm dengan penyajian yang unik.

Empal Gentong Mang Darma
Jl. Slamet Riyadi, krucuk
Telp. (0231)245069

Makanan Khas Empal Gentong, Masakan ini mirip soto daging dengan kuah
Kuning. Sebelum dimasak pembeli bisa memilih daging atau jeroan yang dikehendaki. Bahan yang dimasak tak terbatas daging tetapi jeroan seperti limpa paru, hati, usus, babat, bahkan kepala sapi pun masuk. Empal gentong biasanya disajikan dengan nasi atau lontong sesuai selera, dilengkapi dengan kerupuk rambak (kerupuk kulit kerbau) yang didatangkan dari pelered. Empal gentong mang darma mempunyai cabang seperti di Puja galena, Stasiun kereta Cirebon Atau Grage mall , semua dikelola oleh kerabatnya.

Toko Oleh-oleh Shinta
Jl. Lemah Wungkuk no 37
Telp. (0231)2069801-207569

Makanan Khas Cirebon yang disediakan kerupuk udang, rengginang, emping, klitik (butiran jagung yang dipukul gepeng lalu digoreng dengan rasa asin dan manis), encrod ( keripik singkong pedas), kerupuk melarat, rebon, ikan asin, petis udang, dan terasi. Aselain ditoko shinta makanan ini bisa ditemukan di jl. Karanggetas atau di jalan Lemah Cirebon, di took shinta dijual juga syrup dan aneka asinan . Sirup Tjampolay yang kondang juga bisa ditemukan disini

Pilihan tempat makan lain Di Cirebon :

RM bahagia
Jl. Bahagia 69 Telp (0231) 207025
Makanan khas ayam goreng kampung, buka jam 08.00-23.00 WIB

Empal Amarta
Jl. Raya Plered (dekat jembatan Gesik)
Empal Gentong tanpa santan, buka jam 16.00-22.00 WIB

H. Moel Seafood
Jl. Kalibaru 39, Telp. (0231) 206886
Makanan khas Pepes telur rajungan, kepiting masak Bangkok, special kepiting kecil-kecil yang dagingnya agak manis. Buka : 17.00-24.00 WIB

Ayam Panggang Alas Demang
Jl. Pagongan Telp. (0231)234364.
Makanan Khas Ayam panggang sarat bumbu paling laris diCirebon. Buka :09.00-2030. WIB

diambil dari http://www.semuaadadisini.com/2010/06/tempat-makanan-favorit-di-daerah_15.html

Translator

Ngobrol Yuk...

Followers

Alexa

Statistik

Jago Mancing

Jago Mancing